Rabu, 03 Desember 2008

SMANSA Bukittinggi


kalau kita datang ke kota bukittinggi, mungkin bisa kita lihat SMAnsa Bukittinggi yang berdiri megah dekat pasar bawah bukittinggi।

In smansa’s website,

"SMA Negeri 1 Bukittingi lahir dari pemekaran SMA negeri ABC Bukittinggi yang berlokasi di Birugo (SMA 2 Bukitinggi sekarang) pada tahun 1957। Pada awalnya SMA ini dikenal dngan SMA Negeri 1B dan pada tahun 1958 lokasinya dipindahkan ke lokasi yang ada sekarang yaitu jalan Syekh M Jamil Jambek No।36 (Landbouw) Bukittinggi। Gedung induk SMA Negeri 1 Bukittinggi yang mulai dibangun tahun 1957 dan selesai tahun 1959 merupakan bantuan Pemerintah, mengingat Bukittinggi adalah pusat atau ibukota propinsi Sumatera Tengah।"

Smansa, letaknya cukup strategis, dan mudah untuk di jangkau. Darimanapun....

Angkot 01, 02, 03,...,09,10,....... dsb bisa menjangkau SMANSA yang kucinta dan kubela
(seperti motto kota padang saja.....)




Kamis, 27 November 2008

my school....

ada beberapa hal yang ingin aku katakan.....

sekolah ini....

sekolah ini ialah SMA favorit bagi orang2 bukittinggi,

walaupun tak begitu,

sebuah gedung utama kokoh berdiri,

tapi kami tetap di belakang, hanya satu tahun lagi....

benar, satu tahun lagi....

indah nian sekolah ini....

mewarnai bukittinggi,

perumahan yang dihuni guru-guru kami berderetan...

mudah sekali sampai kemari,

strategisnya tempat ini....

dekat dengan pasar bukittinggi....

terlihat jam megah yang menjadi landmark tanah ini...

tapi aneh sekali....

walau sekolah ini telah tua,

sekolah ini ibarat me"raja"i...

bukittinggi ini....

Sabtu, 15 November 2008

Perjalanan Yesus Kristus

Al Qur’an dan Agama-agama menurut Kitab Lainnya
Islam berarti: "Berserah kepada kehendak Tuhan".

Kitab suci agama Islam yaitu Al Qur’an dipercaya berasal dari firman Tuhan melalui nabi Muhammad dengan perantaraan Malaikat Jibril – seringkali diidentifikasikan sebagai Malaikat Agung Gabriel yang dikenal dalam ajaran Kristen. Al Qur’an dapat dianggap sebagai Alkitab untuk agama Islam. Tradisi lainnya, ("Sunna", diterjemahkan sebagai "kebiasaan") dengan perumpamaan/lelucon dari Nabi (Hadith) memiliki peranan penting dalam interpretasi Al Qur’an. Bahkan seorang nabi pun, berdasarkan pada tingkah lakunya, adalah manusia dan bukan Tuhan. Perlu diperhatikan juga, banyak umat Islam yang seperti juga umat Kristen, tidak mengenal dengan baik kitab sucinya.

Kadang-kadang, Al Qur’an menyebutkan orang-orang Kristen dan Yahudi secara langsung sebagai "Kalian orang-orang beriman..." (Pemeluk Kitab, misalnya Surah 4,171*) dan sebagai "Kalian anak-anak Israel". Sehingga mereka dapat tertarik dengan apa yang tertulis di kitab suci ini – meskipun pada kenyataannya, sebagian besar dari mereka tidak berurusan dengan kitab suci tersebut. Ilmu agama mempelajari kitab-kitab suci dari beragam agama, dan salah satunya adalah menjajaki perkembangan sejarah atas interpretasi kitab-kitab tersebut. Sebagian pengulas Muslim tentang Al Qur’an menuliskan bahwa ada sebuah Al Qur’an yang asli, yang disimpan Tuhan di suatu tempat tertentu, dan hanya bisa didapatkan oleh para malaikat dan nabi yang suci; sedangkan sebagian pengulas lainnya menginterpretasikan bahwa pembaca Al Qur’an di dunia seharusnya berada dalam keadaan yang suci.

Nabi dilihat sebagai yang dikirimkan untuk suatu waktu tertentu (atau suatu masa di antara waktu) saat nabi-nabi dibutuhkan (Surah 5,19*). Al Qur’an membedakan antara "Orang-orang Beriman" dalam ajaran Nabi Muhammad, dan "Pemeluk Kitab", serta "Orang-orang yang Tak Beriman". Yang dimaksud dengan "Pemeluk Kitab" adalah orang Yahudi dan orang Kristen, yang kepercayaannya, di samping orang-orang Muslim, berdasarkan pada tradisi yang sama; kadang-kadang juga orang Zoroastrians (Farisi; Surah 22,17*). Al Qur’an juga mengakui adanya rangkaian "Nabi-Nabi", yang mengajarkan Satu Tuhan, pengadilan terakhir dan hidup sesudah mati, dan doa bagi umatnya atau mendoakan masa umatnya (misalnya, Surah 6,83-92; Surah 7; Surah 4,136*). Sejauh ini, umat agama-agama tersebut percaya atas dasar yang sama, dan Al Qur’an sendiri tidak menamakan mereka Orang yang tidak beriman (misalnya, Surah 5,48*). Pada abad-abad permulaan Islam, orang-orang Kristen dan Yahudi tidak dipaksa untuk berganti agama menjadi Islam – yang menurut ajaran di Al Qur’an, disebutkan "Dalam agama, tidak ada paksaan", Surah 2,256.
Abraham dilihat sebagai salah satu "Hanif", yang menemukan kepercayaan hanya pada satu Tuhan saja, seperti juga beberapa petapa.
"Allah" nama Islam untuk Tuhan – dari bahasa Arab pra-Islam "al-ilah" – bahkan secara semitis, hampir pasti memiliki asal kata yang sama dengan "Elohim", salah satu nama Tuhan dalam kitab-kitab Nabi Musa (dalam bahasa Yahudi).

"Orang-orang yang Tidak Beriman" secara harafiah: "penutup" – diartikan sebagai penganut politeisme - pemuja berhala, yang diperangi Nabi Muhammad di Arabia dan dianggap sebagai lawan yang dinyatakan dalam Alkitab sebagai peringatan kepada orang-orang Yahudi dan Kristen. Sekarang ini, dengan cara yang lebih luas, Islam melihat semua "Orang-orang yang Tidak Beriman", sebagai orang yang tidak percaya kepada satu Tuhan dan Pengadilan Terakhir. Terkadang, istilah ini secara disalahberlakukan bagi semua non-Muslim; terkadang bahkan juga bagi orang-orang Muslim yang lain aliran.

Yesus Kristus dalam Al Qur’an
Perlu dicatat, bahwa Al Qur’an mengakui Yesus sebagai nabi, serta sebagai utusan Tuhan, serta sebagai "Firman" Tuhan tanpa definisi, serta sebagai "Roh Tuhan" (Surah 4,171*), "diciptakan seperti Adam" (Surah 2, 3, 5,*...). Hal ini lebih daripada apa yang diterima oleh teolog-teolog Kristen Moderen yang menganggap Yesus hanya sebagai pembaharu sosial saja. Hanya Yesus sebagai Anak Tuhan - pemikiran umat Kristen pada masa Muhammad mengganggap sangat fisik – dalam konteks doktrin ketritunggalan yang ada kemudian, juga tidak diterima oleh Al Qur’an. Orang Kristen masih dapat menjelaskan secara otentik, yang aslinya berarti, sedemikian rupa sehingga orang yang berasal dari tempat lain bisa memahaminya, yang sangat jarang pada saat itu (misalnya Surah 6, 101). Di Roma 1:4 disebutkan bahwa Yesus menjadi "terpasang" sebagai Anak dalam daya spiritualnya – sehingga bukan dilahirkan.
Orang-orang Kristen mungkin setuju dengan kepercayaan umat Islam, bahwa Tuhan tidak dilahirkan dan tidak pernah "dilahirkan" tetapi "diciptakan" sebagai Yesus. Selanjutnya, istilah bahasa Yunani, "logos" – dalam Alkitab digunakan untuk asal kemuliaan atau misi kedatangan Yesus Kristus – juga diterjemahkan dalam Injil sebagai "Firman", yang digunakan untuk menyebutkan Yesus dalam Al Qur’an. Apakah Inspirasi Al Qur’an berisikan misteri yang sampai sekarang belum ditemukan secara keseluruhan oleh umat Islam ataupun umat Kristen, yang mungkin berakhir dengan perdebatan tidak berguna mengenai istilah? Juga di mana umat Kristen menyampaikan ajaran-ajaran tersebut, yang mungkin dipahami oleh beberapa agama politeistik, hal ini tidak sesuai dengan ajaran Yesus sendiri: "Berdoalah kepada Bapa (Tuhan) dalam nama saya (berarti dengan perantaraan Yesus" - Alkitab, Yohanes 15:16. Dalam kehidupan Yesus hanya ada satu Tuhan, dan Yesus membimbing manusia kepadaNya.

"Logos" (Bahasa Yunani, dalam Injil Yohanes "Firman Tuhan", di sini berhubungan dengan Kristus) muncul dalam terjemahan Al Qur’an oleh Paret dalam bahasa Jerman, tidak harus berhubungan dengan Yesus. Edisi Al Qur’an lainnya memahaminya sebagai "kepedulian" Tuhan atau "perintah" Tuhan (Surah 13,2 dan Surah 13,11*).

Dalam Al Qur’an, Yesus dilihat sebagai "seperti Adam", yang diciptakan dari tanah (Surah 3,59*); dan bicara tentang utusan Tuhan, yang melahirkan Yesus (Surah 19,17-22*). Versi Kristen secara mirip melaporkan tentang malaikat yang mengumumkan ke perawan Maria akan kelahiran Yesus dari Roh Kudus. Lebih lanjut, Al Qur’an menyatakan, bahwa Yesus telah dikuatkan oleh Roh Kudus/Roh kesucian. (Surah 5,110*).

Menurut Al Qur’an, pemuda Yesus mengumumkan kebangkitannya (Surah 19,33*); bagaimanapun, di sini, Al Qur’an mungkin menyatakan tentang kedatangannya yang kedua berkenaan dengan Hari Kiamat, kebangkitan orang-orang yang percaya (lihat di bawah; Surah 4,159*). Al Qur’an menyatakan bahwa Yesus telah diangkat hidup-hidup ke surga (Surah 4,157 -159, Surah 3,55*).
Umat Islam dan umat Kristen tidak memiliki pendapat sama, apakah Yesus disalib, mati lalu bangkit dari kematian sebelum naik ke surga – seperti yang dikatakan oleh umat Kristen, atau apakah Tuhan mengangkatnya naik hidup-hidup ke surga – sesuai kepercayaan umat Islam. Akan tetapi mereka sama-sama percaya, bahwa pada saat Yesus diangkat ke surga, Ia tidak "mati" (Alkitab malah menyatakan, dia berbicara kepada para muridnya sebelum naik ke surga.)
Di Surah 3,55 dan 5,48* dikatakan, "... Aku akan menyucikannya" dan "...kalian semua akan kembali kepadaKu, dan Aku (Tuhan) akan memutuskan dalam hal yang kalian perselisihkan (dalam kehidupan duniawi) itu." Umat Kristen dan umat Islam sebenarnya tinggal menunggu dengan tenang dan tidak perlu berselisih untuk mendapat jawaban untuk rahasia-rahasia tersebut.

Al Qur’an juga menyebutkan tentang Hari Kiamat dan Kebangkitan orang-orang beriman (misalnya, Surah 36,77-83; Surah 69,13-37; Surah 75,99*). Yesus akan datang lagi, dan menjadi saksi atau hakim bagi para orang beriman yang percaya Kitab Suci (Surah 4,159; bandingkan Surah 16,89*). Umat, juga non-Muslim, yang percaya kepada Tuhan dan Hari Kiamat, "dan telah melakukan kebenaran", tidak perlu takut akan Pengadilan Terakhir (Surah 2,62; Surah 4, 123-124; Surah 7,170*). Menurut Al Qur’an dan juga Alkitab, Pengadilan Terakhir adalah urusan Tuhan, dan bukan urusan manusia, tidak peduli apakah mereka Kristen, Muslim atau Yahudi. (Perbandingan antaragama semacam itu tidak bermaksud untuk meragukan kemerdekaan Al Qur’an.)

Prinsip-prinsip Etika
Prinsip-prinsip etika dari 3 (tiga) "Agama Abraham" juga saling berkaitan. Perintah Allah juga disebutkan dalam Al Qur’an, meskipun tidak ditulis secara terperinci, misalnya dalam Surah 17, 22-39; Surah 5,38-40; Surah 2,188; Surah 4,135; Surah 2,195; dan Surah 1770* (kemuliaan manusia). Al Qur’an, misalnya melarang tegas dan tanpa pengecualian pembunuhan orang-orang yang tidak berdosa (Surah 5,27-32*). Istilah "Jihad" – hanya berarti: perjuangan, pertarungan: arti "Perang Suci" tidak berasal dari Al Qur’an, melainkan dari ucapan Muhammad dan sekolah-sekolah hukum Islam.*** Tugas rohani dan tugas moral di dalam diri untuk memerangi kejahatan dalam diri sendiri disebut "Jihad Besar", maknanya jauh lebih besar daripada seluruh konflik yang terjadi di luar seorang diri. Bandingkan ajaran Yesus, untuk pertama-tama mengeluarkan balok dari mata kita sendiri - banyak konflik di luar diri seseorang akan kehilangan dasarnya. "Jihad dengan kata" merupakan cara berbicara yang damai berdasarkan keyakinan seseorang. "Jihad dengan tangan" adalah perbuatan aktif yang memberikan contoh bagi orang-orang beriman. "Jihad pedang" juga disebut "Jihad kecil" hanya diperbolehkan untuk mempertahankan diri yang dilakukan orang beriman terhadap serangan musuh (bandingkan Al Qur’an Surah 2,190*). Namun, "sikap keras" dalam pergaulan dengan orang yang beriman lain juga tercantum dalam Al Qur’an (misalnya, Surah 48,29; Surah 47,4*). Luas sekali aturan-aturan tradisional, misalnya hubungan antar manusia berlainan jenis kelamin, termasuk larangan pernikahan dengan non-Muslim.

Yang termasuk dalam praktik agama Islam adalah: "Kesaksian, bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah;
bahwa doa harian yang telah ditentukan waktunya harus dilakukan (Surah 2,177*);
bahwa puasa tahunan dalam bulan Ramadan harus dijalankan (Surah 2,185*);
bahwa ibadah Haji dilakukan setidaknya sekali seumur hidup (Surah 2,196*);
dan membayar Zakat - pemberian sedekah, wajib menurut agama yang diberikan untuk tujuan sosial (Surah 2,177*)."

Dalam Islam sekarang ini, tidak ada otoritas pusat, yang memutuskan berbagai pertanyaan etika-agama. Bagaimanapun juga, posisi-posisi tersebut diisi bersama oleh ulama yang memiliki reputasi baik, yang mungkin dapat diterima oleh sebagian besar umat Islam.

*) Al Qur’an edisi Jerman – Terjemahan Rudi Paret yang digunakan untuk artikel ini, dengan perhitungan Mesir yang umum digunakan pada negara-negara Islam. Terjemahan Al Qur’an lain mungkin menghitung ayat-ayat secara berbeda-beda; maka Anda dapat menemukan isi tersebut pada ayat sebelum atau sesudahnya pada Surah yang sama. Arti dari kutipan Al Qur’an telah diperiksa dengan bantuan Al Qur’an edisi Jerman dan – ulasan Adel Theodor Khoury, yang penerjemahannya diterima oleh umat Muslim juga (contohnya, oleh Dr. Inamullah Khan, yang pada saat itu adalah Sekretaris Jenderal Konggres Dunia Islami.) Komentarnya memberikan perhatian khusus kepada interpretasi tradisional berbagai Aliran Islam. Kesulitan untuk menerjemahkan bahasa Arab kuno di Al Qur’an, tidak berkaitan dengan berbagai tempat yang disebutkan di atas, yang dapat dimengerti dengan jelas.

***) Terjadinya "perang salib" tidak berdasarkan Alkitab, melainkan merupakan perbuatan manusia dan (perang tersebut) memiliki kesan buruk di kebanyakan orang Kristen di Eropa.

About my school

There are many kind of friends….

A lot of friends….

I knew…. Very small number of friends were my brothers….

Very small… very small number…..

I love one of them….

And I hate someone…..

SIAPAKAH PAULUS ITU?

Menurut sejarah, maka tokoh Paulus alias Saulus ini muncul kira-kira tahun 38 M. Ada pula yang mengatakan tahun 80 M, tetapi saya kira yang jelas ia ada hidup di zaman Yesus,paling tidak ia seangkatan dengan murid-murid Yesus. Paulus adalah anak didik Gamalied, seorang guru yang termasyhur, akhli Taurat dan Falsafah. Ibu Paulus adalah orang Yunani, dan ayahnya orang Yahudi, sehingga pelajaran agama yangdiperolehnya adalah gabungan daripada kepercayaan Yahwe dan Helenisme. Dari percampuran darah Yahudi dan Yunani, yaitu darah Pandai dan darah Berpikir (Kita mengetahui bukan bahwa orang-orang Yahudi terkenal kepandaian dan penemuan-penemuan ilmiahnya, dan Yunani kita kenal pula telah melahirkan tokoh-tokoh falsafah yang agung-agung), maka Paulus memang luar biasa sekali. Otaknya cerdas luar biasa, dapat kita saksikan nanti dalam surat-surat kirimannya. Ia bahkan dengan gemilang, sekalipun mendapatkan tantangan yang bukan sedikit berhasil menyatukan alam pikiran orang-orang Gerika, Alexandria, Gybelle dan Yahudi, yang kemudiannya merupakansuatu kekuatan yang luar biasa. Terdorong oleh ibunyala barangkali makanya ia berkeras hati ingin mengabarkan Injil kepada orang orang kafir (Gerika maksudnya), dan terdorongoleh kebenciannya kepada sang ayah yang menurut penyelidikan sejarah tidak pernah mencintai Paulus, maka ia sangat memusuhi ayahnya, bahkan bangsa dan agama ayahnya. Kita pun dapat membaca nanti dalam surat-surat kirimannya, betapa ia mencuci bersih-bersih orang-orang Yahudi, bahkan sampai kepada Tauratnya sekalipun.

PRIBADINYA

Mengenai sukubangsanya, ia Paulus sendiri memberikan iawaban
sebagai berikut:

1. Ia adalah orang Rum, dalam keterangannya kepada orang
Rum. (Kisah rasul-rasul 16:37)
2. Ia adalah orang Yahudi, dalam keterangannya kepada orang
Yahudi. (Kisah rasul-rasul 22:2)
3. Ia adalah orang Parisi, dalam keterangannya kepada orang
Parisi. (Kisah rasul-rasul 23:6)

Menurut definisi ilmu jiwa, maka bila saja seseorangmemberikan dua buah keterangan, dan kedua-duanya tidak sama,artinya manusia itu tengah berdusta. Paulus saya kiramenyadari dustanya ini, sebab dikemudian hari ia bahkan
menekankan kepada pengikut-pengikutnya untuk berbuat
demikian seperti katanya dalam Korintus I: 9:21: yang
bunyinya, berbuatlah seperti Yahudi dihadapan orang Yahudi,
dan berbuatlah seperti Gerika dihadapan orang-orang Gerika.
Ia kemudian dengan sombongnya mengatakan: Bila dustaku ini
melimpahkan kepada kemuliaan Allah, adakah aku ini masih
akan dihukumkan pula? (Rum 3:7)

Pribadi Paulus telah kita kenal. Ia bukan saja ahlhi putar
balik yang baik, tetapi ia pun seorang yang keras kepala. Ia
dengan bangganya pula menulis, bahwa ia tidak mau tunduk
kepada suatu hukum apapun dan begitulah katanya, bahwa
segala sesuatu halal baginya, meskipun segala sesuatunya itu
belum tentu berfaedah. Keterangan dustanya ini
berlarut-larut terus, sehingga kita dapatkan pula nanti,
pada waktu ia menerima "panggilan Ilhami," menurut
keterangannya yang pertama, ia tidak menampak apa-apa,
menurut keterangan kedua ia melihat cahaya. (Kisah
rasul-rasul 9:4 dan 22:9). Menurut keterangannya yang
pertama pula ia sendiri saja yang mendengarkan suara itu,
menurut keterangannya yang kedua, katanya kami semuanya
mendengarkan. (Kisah rasuh-rasul 9:4 dan 21:9, menurut
keterangannya yang pertama pula ia mengatakan bahwa ia
sendiri yang jatuh, menurut keterangan yang kedua ia
mengatakan "kami semuanya rebah." Lho, dia buta, tetapi ia
dapat melihat dengan jelas kawan-kawannya pada berjatuhan,
aneh sekali bukan? (Kisah rasul-rasul 9:4 dan 26:14)

Sabtu, 08 November 2008

god

Main article: God in Islam
See also: Oneness of God (Islam) and Allah

Islam's fundamental theological concept is tawhīd—the belief that there is only one god. The Arabic term for God is Allāh; most scholars believe it was derived from a contraction of the words al- (the) and ʾilāh (deity, masculine form), meaning "the god" (al-ilāh), but others trace its origin to the Aramaic Alāhā.[23] The first of the Five Pillars of Islam, tawhīd is expressed in the shahadah (testification), which declares that there is no god but God, and that Muhammad is God's messenger. In traditional Islamic theology, God is beyond all comprehension; Muslims are not expected to visualize God but to worship and adore him as a protector. Although Muslims believe that Jesus was a prophet, they reject the Christian doctrine of the Trinity, comparing it to polytheism. In Islamic theology, Jesus was just a man and not the son of God;[24] God is described in a chapter (sura) of the Qur'an as "…God, the One and Only; God, the Eternal, Absolute; He begetteth not, nor is He begotten; And there is none like unto Him."[25]

Qur'an

Main articles: Islamic holy books and Qur'an
See also: Origin and development of the Qur'an

The first sura in a Qur'anic manuscript by Hattat Aziz Efendi

Muslims consider the Qur'an to be the literal word of God; it is the central religious text of Islam.[26] Muslims believe that the verses of the Qur'an were revealed to Muhammad by God through the angel Gabriel on many occasions between 610 and his death on June 8, 632. The Qur'an was reportedly written down by Muhammad's companions (sahabah) while he was alive, although the prime method of transmission was orally. It was compiled in the time of Abu Bakr, the first caliph, and was standardized under the administration of Uthman, the third caliph. From textual evidence Islamic studies scholars find that the Qur'an of today has not changed significantly over the years.[27]

The Qur'an is divided into 114 suras, or chapters, which combined, contain 6,236 āyāt, or verses. The chronologically earlier suras, revealed at Mecca, are primarily concerned with ethical and spiritual topics. The later Medinan suras mostly discuss social and moral issues relevant to the Muslim community.[28] The Qur'an is more concerned with moral guidance than legal instruction, and is considered the "sourcebook of Islamic principles and values".[29] Muslim jurists consult the hadith, or the written record of Muhammad's life, to both supplement the Qur'an and assist with its interpretation. The science of Qur'anic commentary and exegesis is known as tafsir.[30]

The word Qur'an means "recitation". When Muslims speak in the abstract about "the Qur'an", they usually mean the scripture as recited in Arabic rather than the printed work or any translation of it. To Muslims, the Qur'an is perfect only as revealed in the original Arabic; translations are necessarily deficient because of language differences, the fallibility of translators, and the impossibility of preserving the original's inspired style. Translations are therefore regarded only as commentaries on the Qur'an, or "interpretations of its meaning", not as the Qur'an itself.[31]

Articles of faith

articles: Aqidah and Iman

The Qur'an states that all Muslims must believe in God, his revelations, his angels, his messengers, and in the "Day of Judgment".[15] Also, there are other beliefs that differ between particular sects. The Sunni concept of predestination is called divine decree,[16] while the Shi'a version is called divine justice. Unique to the Shi'a is the doctrine of Imamah, or the political and spiritual leadership of the Imams.[17]

Muslims believe that God revealed his final message to humanity through the Islamic prophet Muhammad via the archangel Gabriel (Jibrīl). For them, Muhammad was God's final prophet and the Qur'an is the revelations he received over more than two decades.[18] In Islam, prophets are men selected by God to be his messengers. Muslims believe that prophets are human and not divine, though some are able to perform miracles to prove their claim. Islamic prophets are considered to be the closest to perfection of all humans, and are uniquely the recipients of divine revelation—either directly from God or through angels. The Qur'an mentions the names of numerous figures considered prophets in Islam, including Adam, Noah, Abraham, Moses and Jesus, among others.[19] Islamic theology says that all of God's messengers since Adam preached the message of Islam—submission to the will of God. Islam is described in the Qur'an as "the primordial nature upon which God created mankind",[20] and the Qur'an states that the proper name Muslim was given by Abraham.[21]

As a historical phenomenon, Islam originated in Arabia in the early 7th century.[22] Islamic texts depict Judaism and Christianity as prophetic successor traditions to the teachings of Abraham. The Qur'an calls Jews and Christians "People of the Book" (ahl al-kitāb), and distinguishes them from polytheists. Muslims believe that parts of the previously revealed scriptures, the Tawrat (Torah) and the Injil (Gospels), had become distorted—either in interpretation, in text, or both.[6]

Etymology and meaning

Main article: S-L-M

The word Islam is a verbal noun originating from the triliteral root s-l-m, and is derived from the Arabic verb Aslama, which means "to accept, surrender or submit." Thus, Islam means acceptance of and submission to God, and believers must demonstrate this by worshipping him, following his commands, and avoiding polytheism. The word is given a number of meanings in the Qur'an. In some verses (ayat), the quality of Islam as an internal conviction is stressed: "Whomsoever God desires to guide, He expands his breast to Islam."[11] Other verses connect islām and dīn (usually translated as "religion"): "Today, I have perfected your religion (dīn) for you; I have completed My blessing upon you; I have approved Islam for your religion."[12] Still others describe Islam as an action of returning to God—more than just a verbal affirmation of faith.[13] Another technical meaning in Islamic thought is as one part of a triad of islam, imān (faith), and ihsān (excellence); where it represents acts of worship (`ibādah) and Islamic law (sharia).[14]

Senin, 27 Oktober 2008

assalamu'alaikum!!!!

there is my class....

once upon time...

wak di sakola, sdang paniang....

anak ko nyak bana lo gaya no... bulunghi interupt me!!!!

my head like want to explode, but i must still be patient.....

the head still ache... (sori kalo pronoun no salah....)

Rabu, 22 Oktober 2008

Surah Al-Jinn

ALLAH in the name of The Most Affectionate, the Merciful.


  1. That guides towards righteousness, so we have believed in it, and we shall never associate anyone with our Lord.

  2. And that the majesty of our Lord is exalted high. He has neither taken a woman nor a child.

  3. And that the fool among us used to utter extravagant words against Allah.

  4. And that we thought that neither men nor Jinn would ever fabricate a lie against Allah.

  5. And that some individuals from among the men used to seek protection of some men from among the Jinn and they thus increased them in their pride.

  6. And that they imagined just as you have imagined, that Allah would never raise any Messenger.

  7. And that we touched the heaven then we found it filled with strong guards and sparks of fire.

  8. And that we used to sit on some seats to listen in the first heaven, but whoso now listens finds a flame of fire in wait for him.

  9. And that we know not whether any evil has been intended for those living on earth or their Lord has desired any good for them.

  10. And that there are some amongst us righteous and some of us are otherwise. We are divided into different ways.

  11. And that we are convinced that in no case we can ever go out of the control of Allah in the earth nor we can go out of His control by flying.

  12. And that when we heard the guidance, we believed in it. And whoso believes in his Lord, has no fear of any loss or high-handedness.

  13. And that there are some Muslims and some unjust persons amongst us. So those who embraced Islam, it is they who sought the right course.

  14. And as to the unjust, they became the fuels of Hell.

  15. And say you, 'I have been revealed that if they would have been on the right path, we would have certainly provided them with abundant water.

  16. In order that we may test them therewith, and whoever turns away from the remembrance of his Lord, He will make him join a rising torment.

  17. And that the mosques are only for Allah, so worship none with Allah.

  18. And that when the bondman of Allah stood up praying Him, it was nigh that those jinn may crowd upon him.

  19. Say you, 'I pray to my Lord only, and I associate none with Him'.

  20. Say you, I am not owner of either bad or good for you'.

  21. Say you, None will save me from Allah, nor I shall find any place of refuge besides Him'.

  22. (To me is), but to convey the orders of Allah and His Messages and whoso dis-obeys Allah and His Messenger, then surely for him there is the fire of Hell, wherein they shall abide for ever.

  23. Until when they will see that which they are promised then they will now know, who is weaker in helpers and fewer in numbers.

  24. Say you, 'whether that which you are promised is nigh, or my Lord will give it some time.

  25. The Knower of Unseen reveals not His secret to anyone.

  26. Except to His chosen Messengers, and appoints guard before them and behind them.

  27. So that He may see that they have delivered the Messages of their Lord. And that He knows all that is with them, and He has already counted everything in numbers.

20carameningkatkan iman....

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam.” (Ali Imran: 102)

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan daripada keduanya Allah mengembangbiakkan lelaki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang denan (menggunakan) nama-Nya kami saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (An-Nisa: 1)

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan, barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah mendapatkan kemenangan yang besar.”

Begitulah perintah Allah kepada kita agar kita bertakwa. Namun, iman di dalam hati kita bukanlah sesuatu yang statis. Iman kita begitu dinamis. Bak gelombang air laut yang kadang pasang naik dan kadang pasang surut.

Ketika kondisi iman kita lemah dan kondisi lemah itu kita masih ada dalam kebaikan, kita beruntung. Namun, bila ketika kondisi iman kita lemah dan kondisi lemah itu membuat kita ada di luar koridor ajaran Rasulullah saw., kita celaka. Rasulullah saw. bersabda, “Engkau mempunyai amal yang bersemangat, dan setiap semangat mempunyai kelemahan. Barangsiapa yang kelemahannya tertuju pada sunnahku, maka dia telah beruntung. Dan, siapa yang kelemahannya tertuju kepada selain itu, maka dia telah binasa.” (Ahmad)

Begitulah kondisi hati kita. Sesuai dengan namanya, hati –dalam bahasa Arab qalban—selalu berubah-ubah (at-taqallub) dengan cepat. Rasulullah saw. berkata, “Dinamakan hati karena perubahannya. Sesungguhnya hati itu ialah laksana bulu yang menempel di pangkal pohon yang diubah oleh hembusan angin secara terbalik.” (Ahmad dalam Shahihul Jami’ no. 2365)

Karena itu Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita sebuah doa agar Allah saw. menetapkan hati kita dalam ketaatan. “Ya Allah Yang membolak-balikan hati-hati manusia, balikanlah hati kami untuk taat kepada-Mu.” (Muslim no. 2654)

Hati kita akan kembali pada kondisi ketaatan kepada Allah swt. jika kita senantiasa memperbaharui keimanan kita. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya iman itu dijadikan di dalam diri salah seorang di antara kamu sekalian sebagaimana pakaian yang dijadikan, maka memohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di dalam hatimu.” (Al-Hakim di Al-Mustadrak, 1/4; Al-Silsilah Ash-Shahihain no. 1585; Thabrany di Al-Kabir)

Bagaimana cara memperbaharui iman? Ada 20 sarana yang bisa kita lakukan, yaitu sebagai berikut.
Re: 20carameningkatkan iman.... [post #21040014 is a reply to post #21039923 ] , 10/17/08 02:09 PM Go to previous post
Hadi!
Total posts: 73
Member since: January 2007


1. Perbanyaklah menyimak ayat-ayat Al-Quran

Al-Qur’an diturunkan Allah sebagai cahaya dan petunjuk, juga sebagai obat bagi hati manusia. “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Isra’: 82).

Kata Ibnu Qayyim, yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim untuk menyembuhkan hatinya melalui Al-Quran, “Caranya ada dua macam: pertama, engkau harus mengalihkan hatimu dari dunia, lalu engkau harus menempatkannya di akhirat. Kedua, sesudah itu engkau harus menghadapkan semua hatimu kepada pengertian-pengertian Al-Qur’an, memikirkan dan memahami apa yang dimaksud dan mengapa ia diturunkan. Engkau harus mengamati semua ayat-ayat-Nya. Jika suatu ayat diturunkan untuk mengobati hati, maka dengan izin Allah hati itu pun akan sembuh.”

2. Rasakan keagungan Allah seperti yang digambarkan Al-Qur’an dan Sunnah

Al-Qur’an dan Sunnah banyak sekali mengungkap keagungan Allah swt. Seorang muslim yang ketika dihadapkan dengan keagungan Allah, hatinya akan bergetar dan jiwanya akan tunduk. Kekhusukan akan hadir mengisi relung-relung hatinya.

Resapi betapa agungnya Allah yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui, yang memiliki nama-nama yang baik (asma’ul husna). Dialah Al-’Azhim, Al-Muhaimin, Al-Jabbar, Al-Mutakabbir, Al-Qawiyyu, Al-Qahhar, Al-Kabiir, Al-Muth’ali. Dia yang menciptakan segala sesuatu dan hanya kepada-Nya lah kita kembali.

Jangan sampai kita termasuk orang yang disebut ayat ini, “Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi dan seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.” (Az-Zumar: 67)

3. Carilah ilmu syar’i

Sebab, Al-Qur’an berkata, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya ialah orang-orang yang berilmu.” (Fathir: 28). Karenanya, dalamilah ilmu-ilmu yang mengantarkan kita pada rasa takut kepada Allah.

Allah berfirman, “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Az-Zumar: 9). Orang yang tahu tentang hakikat penciptaan manusia, tahu tentang syariat yang diturunkan Allah sebagai tata cara hidup manusia, dan tahu ke mana tujuan akhir hidup manusia, tentu akan lebih khusyuk hatinya dalam ibadah dan kuat imannya dalam aneka gelombang ujian ketimbang orang yang jahil.

Orang yang tahu tentang apa yang halal dan haram, tentu lebih bisa menjaga diri daripada orang yang tidak tahu. Orang yang tahu bagaiman dahsyatnya siksa neraka, tentu akan lebih khusyuk. Orang yang tidak tahu bagaimana nikmatnya surga, tentu tidak akan pernah punya rasa rindu untuk meraihnya.

4. Mengikutilah halaqah dzikir
Suatu hari Abu Bakar mengunjungi Hanzhalah. “Bagaimana keadaanmu, wahai Hanzhalah?” Hanzhalah menjawab, “Hanzhalah telah berbuat munafik.” Abu Bakar menanyakan apa sebabnya. Kata Hanzhalah, “Jika kami berada di sisi Rasulullah saw., beliau mengingatkan kami tentang neraka dan surga yang seakan-akan kami bisa melihat dengan mata kepala sendiri. Lalu setelah kami pergi dari sisi Rasulullah saw. kami pun disibukkan oleh urusan istri, anak-anak, dankehidupan, lalu kami pun banyak lupa.”

Lantas keduanya mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw. Kata Rasulullah, “Demi jiwaku yang ada di dalam genggaman-Nya, andaikata kamu sekalian tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam dzikir, tentu para malaikat akan menyalami kamu di atas kasurmu dan tatkala kamu dalam perjalanan. Tetapi, wahai Hanzhalah, sa’atah, sa’atan, sa’atan.” (Shahih Muslim no. 2750)

Begitulah majelis dzikir. Bisa menambah bobot iman kita. Makanya para sahabat sangat bersemangat mengadakan pertemuan halaqah dzikir. “Duduklah besama kami untuk mengimani hari kiamat,” begitu ajak Muadz bin Jabal. Di halaqah itu, kita bisa melaksanakan hal-hal yang diwajibkan Allah kepada kita, membaca Al-Qur’an, membaca hadits, atau mengkaji ilmu pengetahuan lainnya.

5. Perbanyaklah amal shalih

Suatu ketika Rasulullah saw. bertanya, “Siapa di antara kalian yang berpuasa di hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Lalu Rasulullah saw. bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah amal-amal itu menyatu dalam diri seseorang malainkan dia akan masuk surga.” (Muslim)

Begitulah seorang mukmin yang shaddiq (sejati), begitu antusias menggunakan setiap kesempatan untuk memperbanyak amal shalih. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan surga. “Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabb-mu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.” (Al-Hadid: 21)

Begitulah mereka. Sehingga keadaan mereka seperti yang digambarkan Allah swt., “Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam, dan pada akhir-akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Dan, pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (Adz-Dzariyat: 17-19)

Banyak beramal shalih, akan menguatkan iman kita. Jika kita kontinu dengan amal-amal shalih, Allah akan mencintai kita. Dalam sebuah hadits qudsy, Rasulullah saw. menerangkan bahwa Allah berfirman, “Hamba-Ku senantiasa bertaqarrub kepada-Ku dengan mengerjakan nafilah sehingga Aku mencintainya.” (Shahih Bukhari no. 6137)

woman's secret...

Bila seorang wanita mengatakan dia lagi sedih, tetapi dia tidak menitiskan airmata, itu bermakna dia sedang menangis di dalam hatinya.
Bila dia tidak menghiraukan kamu setelah kamu menyakiti hatinya, lebih baik berikan dia kesempatan untuk menenangkan hatinya sebelum kamu mengucapkan maaf.
Wanita sulit mencari benda dibenci terhadap orag yg paling dia sayangi (makanya banyak wanita yang patah hati bila hubungan itu putus ditengah jalan).
Bila wanita jatuh cinta dgn sorang pria, pria itu akan selalu ada di fikirannya walaupun ketika dia sdg keluar dengan pria lain.
Bila lelaki yang dicintainya menatap tajam ke dalam matanya, dia akan cair seperti coklat!!
Wanita selalu menyukai pujian tetapi selalu tidak selalu mengetahui bagaimana menerima pujian.
Jika kamu tidak menyukai wanita yg menyukaimu setengah mati, tolaklah cintanya dengan lembut, janganlah kasar sebab ada satu semangat dlm diri wanita yang anda tidak ketahui kalau dia membuat keputusan, dia akan melakukan apa saja.
Kalau dia menjauhkan diri darimu setelah kau tolak cintanya, biarkan dia sebentar. Seandainya kau masih ingin menganggap dia sebagai seorang sahabat, cobalah menyapanya perlahan-lahan.
Wanita suka mengexpresikan apa yang mereka rasa. Musik, puisi, lukisan dan tulisan adalah cara termudah meluapkan isi hati mereka.
Jangan beritahu pada wanita secara langsung kalau kau tak menyukainya lagi.
Sikap yang terlalu serius dapat mematikan mood wanita.
Saat pertama kali pria yang dicintainya diam-diam memberikan respon positif, misalnya menghubunginya melalui telefon,maka wanita akan bersikap cuek seperti biasa aja, tetapi setelah gagang telepon diletakkan, dia akan menjerit heboh lalu tidak sampai sepuluh minit, semua teman-temannya akan mengetahuinya.
Sebuah senyuman memberi seribu arti bagi wanita. Jadi jangan senyum sembarangan.
Jika kamu menyukai sorang wanita, cobalah awali dengan persahabatan. Kemudian biarkan dia mengenalimu dengan lebih mendalam.
Jika sorang wanita memberi seribu satu alasan setiap kali kamu ajak keluar, tinggalkan saja dulu ia, karena dia memang tidak berminat denganmu.
Tapi jika pada saat yang sama dia menghubungimu atau menunggu panggilanmu, teruskan usahamu untuk memikatnya.
Jangan sok tau apa yang dirasakannya. Tanya dia sendiri!!
Setelah sorang wanita jatuh cinta,dia akan sering menanyakan kenapa aku tidak menemukan lelaki ini lenih dahulu?
Kalau kamu masih mencarii cara yang paling romantis untuk memikat hati sorang wanita, cubalah cari di buku-buku ttg cinta.
Setelah foto berdua, maka yang dicari oleh wanita ialah siapa yang berdiri di sebelah hatinya, kemudian barulah dirinya sendiri.
Bekas pacarnya akan sentiasa ada dalam fikirannya tetapi lelaki yang dicintainya sekarang akan berada di tempat teristimewa yaitu di hatinya!!
Sekali mengatakan ‘Hi’ saja sudah cukup menceriakan harinya.
Teman baiknya saja yang tahu apa yang sedang dia rasakan dan dilaluinya.
Wanita paling benci lelaki yang pura-pura baik dengannya hanya gara-gara ingin mendekati temannya yang paling cantik.
Cinta artinya kesetiaan, kejujuran dan kebahagiaan tanpa ada kompromi.
Semua wanita menginginkan sorang lelaki yang mencintainya sepenuh hati….
Senjata wanita adalah airmata!!
Wanita menyukai sesekali orang yang disayanginya memberikan kejutan untuknya (hadiah, bunga atau sekedar kartu ucapan cinta). Mereka akan merasa terharu dan merasakan bahwa dirinya dicintai sepenuh hati. Dengan demikian dia tak akan meragukanmu.
Wanita mudah jatuh hati pada lelaki yang peduli dan baik terhadapnya. Jadi, kalau ingin memikat wanita pandai-pandailah…
Sebenarnya sangat mudah mengambil hati wanita karena apa yang dia inginkan hanyalah perasaan dicintai dan disayangi sepenuh ha…….ti”

surat kepada bush dari ahmadinejat(presiden iran)

Tehran, 7 May 2006

Tuan George. W. Bush, Presiden Amerika Serikat...

Dalam beberapa waktu Saya sempat berpikir, bagaimana bisa kontradiksi yang tidak dapat diingkari dalam kancah dunia internasional ini, di mana masyarakat dan pada khususnya di kalangan politik dan mahasiswa, dapat di benarkan. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan tentang hal ini yang tak terjawab. Karena itu saya kemudian memutuskan agar sebagian dari kontradiksi dan pertanyaan-pertanyaan itu bisa saya tanyakan. Mungkin akan ada kesempatan untuk membenarkan masalah tersebut.

Apakah bisa; pengikut Nabi Isa A.S. sebagai salah satu Nabi besar ilahi dapat berpegang teguh dengan hak-hak asasi manusia dengan menjadikan Liberalisme sebagai model peradaban dengan memperluas persenjataan nuklir dan pembunuhan massal untuk menunjukkan ketidaksetujuannya dan menjadikan peperangan melawan terorisme sebagai slogannya?

Pada akhirnya, untuk membentuk masyarakat yang satu dan universal tetap harus diusahakan. Sebuah masyarakat yang akan diperintah oleh Nabi Isa A.S. dan orang-orang baik di muka bumi.

Namun pada saat yang sama;

Negara-negara diserang. Jiwa, kehormatan, keberadaan orang-orang dan nilai-nilai kemudian runtuh. Sebagai contoh, hanya dikarenakan adanya sebuah kemungkinan keberadaan beberapa orang pelaku kriminal di sebuah desa, kota atau bersama sebuah iring-iringan, seluruh desa, kota dan iring-iringan harus dibabat habis.

Atau dengan kemungkinan keberadaan senjata pemusnah massal di sebuah negeri lalu negeri tersebut dikuasai? Sekitar ratusan ribu masyarakat negara itu harus tewas. Sumber-sumber air, pertanian dan industri rusak dan sekitar 180.000 pasukan militer tinggal di sana.

Kehormatan yang dimiliki oleh rumah-rumah masyarakat telah dihancurkan dan mungkin sekitar lebih dari 50 tahun sebuah negara menjadi terkebelakang. Dengan anggaran belanja seperti apa? Dengan menghabiskan miliaran dolar dari harta kekayaan sebuah negara dan sebagian negara yang lain atau dengan mengirimkan puluhan ribu pemuda sebagai pasukan penyerang. Meletakkan mereka di tempat pembunuhan serta menjauhkan mereka dari keluarganya, mengotori tangan mereka dengan darah orang lain, menekan jiwa mereka sehingga setiap hari sejumlah dari mereka melakukan tindakan bunuh diri. Ketika mereka kembali ke negara mereka masing-masing tersiksa dan tertekan di sertai dengan penyakit yang beragam. Sebagian lainnya telah terbunuh dan jenazah mereka telah diterima oleh keluarga mereka.

Hanya dengan alasan adanya senjata pemusnah massal, sebuah tragedi besar telah tercipta baik untuk masyarakat yang negaranya dijajah atau penjajah. Sementara pada akhirnya jelas bahwa senjata pemusnah massal tidak pernah ada.

Namun tetap saja bahwa Saddam Husein adalah seorang diktator dan pembunuh. Namun tujuan peperangan yang dilakukan bukan untuk menumbangkannya tapi usaha untuk menemukan senjata pembunuh massal yang sudah diumumkan sebelumnya. Saddam dalam rangkaian ini telah tumbang. Masyarakat sekitarnya merasa senang dengan tumbangnya Saddam. Pada peperangan yang dipaksakan kepada Iran, Saddam di bantu dan dibela oleh Barat.

Tuan Presiden...

Mungkin Anda telah tahu bahwa saya hanya seorang dosen. Mahasiswa saya sering mempertanyakan bagaimana aksi-aksi yang ada ini disesuaikan dengan nilai-nilai yang telah disampaikan di awal surat saya dengan agama Nabi Isa A.S. seorang Nabi perdamaian dan kasih sayang?

Mereka yang tertuduh dan dipenjara Guantanamo yang tidak bakal diadili secara adil, tidak memiliki akses untuk mendapat pembelaan dari seorang pengacara. Keluarga mereka tidak diperkenankan untuk melihat mereka dan di luar dari negaranya sendiri diisolir sementara tidak ada pengawasan internasional untuk mereka. Tidak jelas posisi mereka; apakah mereka adalah dipenjara, tawanan perang, tertuduh ataukah orang-orang yang telah dihukum?

Para pengawas Uni Eropa mengakui adanya penjara-penjara misterius di Eropa. Saya tidak dapat menerima penculikan dan penahanan orang-orang di penjara-penjara misterius itu tanpa adanya sebuah sistem peradilan yang berlaku di dunia. Dan saya tidak pernah mengerti bagaimana aksi-aksi yang telah dilakukan sesuai dengan nilai-nilai yang telah saya sebutkan di atas. Dengan ajaran-ajaran Nabi Isa A.S. ataukah hak-hak asasi manusia ataukah dengan nilai-nilai Liberalisme?

Para pemuda, mahasiswa dan masyarakat banyak mempertanyakan tentang fenomena bernama Israel. Pasti sebagian dari pertanyaan-pertanyaan itu telah Anda dengar. Dalam sejarah tercatat banyak negara yang telah dijajah. Namun salah satu fenomena kontemporer masa kita adalah sebuah pembentukan negara baru dengan masyarakat yang baru pula.

Para mahasiswa berkata, 60 tahun yang lalu tidak pernah ada negara dengan nama ini. Dokumen-dokumen dan peta geografi dunia yang lama ditunjukkan oleh mereka sambil berkata, kami telah berusaha sedemikian rupa mencarinya namun kami tidak menemukan sebuah negara yang bernama Israel.

Saya terpaksa menuntun mereka agar mempelajari lagi tentang perang dunia pertama dan kedua. Sekali waktu seorang mahasiswa berkata, pada perang dunia kedua puluhan juta manusia tewas. Berita-berita perang dengan cepat disebarkan dari kedua belah pihak yang berperang. Masing-masing memberitakan kemenangannya dan kekalahan lawan. Setelah perang dunia kedua selesai mereka mengklaim bahwa ada enam juta orang Yahudi tewas. Enam juta orang yang sekurang-kurangnya dari dua juta kepala keluarga.

Kita andaikan saja bahwa berita ini benar. Apakah kesimpulan logisnya adalah pembentukan sebuah negara Israel di kawasan Timur Tengah dan atau membela mereka habis-habisan? Bagaimana menganalisa dan menginterpretasikan fenomena semacam ini?

Tuan Presiden...

Anda pasti telah mengetahui dengan anggaran belanja dan pesan-pesan yang seperti apa sehingga Israel terbentuk;
• Dengan terbantainya ribuan jiwa.
• Dengan mengungsikan jutaan jiwa penduduk asli kawasan.
• Dengan penghancuran ratusan ribu hektar sawah, kebun zaitun dan penghancuran kota-kota dan tanah-tanah subur.

Tragedi ini tidak hanya terbatas pada masa pembentukan saja. Sangat disayangkan selama 60 tahun hal ini berjalan dan akan terus berlanjut.

Rezim yang dibentuk ini bahkan tidak memiliki rasa belas kasihan terhadap anak-anak. Rumah-rumah dihancurkan, rencana teror tokoh-tokoh Palestina dengan terlebih dahulu mengumumkannya serta memenjarakan ribuan orang-orang Palestina. Fenomena ini pada abad-abad terakhir bila tidak dikatakan sulit dicari tandingannya maka tentunya tidak ada bandingannya.

Pertanyaan besar lainnya dari kebanyakan masyarakat adalah ini. Mengapa rezim yang seperti ini masih harus dibela?

Apakah pembelaan rezim yang semacam ini merupakan salah satu ajaran Nabi Isa A.S. atau sesuai dengan nilai-nilai Liberalisme?

Dan apakah memberikan hak untuk menentukan nasib sendiri di tanah Palestina kepada pemilik aslinya baik yang tinggal di Palestina maupun di luar dan baik mereka itu Islam, Yahudi dan atau Kristen, bertentangan dengan demokrasi, hak-hak asasi manusia dan ajaran-ajaran para Nabi?

Bila tidak bertentangan mengapa usulan referendum tidak pernah disetujui?

Akhirnya dengan pilihan rakyat Palestina telah terbentuk pemerintahan di tanah Palestina. Semua pengawas yang tidak memihak mengukuhkan bahwa pemerintah terpilih dipilih oleh rakyat. Dengan tanpa disangka pemerintah terpilih ditekan sedemikian rupa agar menerima negara bernama Israel dan tidak lagi meneruskan perjuangan serta melanjutkan program pemerintah sebelumnya.

Seandainya pemerintah terpilih saat ini sejak awal mengumumkan kebijakannya seperti yang diinginkan, apakah masyarakat Palestina akan memilih mereka? Apakah sikap yang semacam ini di hadapan pemerintah Palestina sesuai dengan nilai-nilai di atas? Demikian pula masyarakat bertanya-tanya, mengapa resolusi PBB yang telah diputuskan di dewan keamanan PBB terhadap Israel selalu diveto?

Tuan Presiden...

Anda mengetahui bahwa saya hidup bersama rakyat dan punya hubungan dengan mereka. Kebanyakan dari masyarakat Timur Tengah, yang dengan berbagai bentuk, melakukan hubungan dengan saya. Mereka melihat kebijakan ganda yang ada ini tidak sesuai dengan logika apapun. Bukti-bukti menunjukkan bagaimana kebanyakan masyarakat di kawasan dari hari ke hari semakin marah dengan kebijakan yang dilakukan.

Saya tidak bermaksud untuk menyampaikan banyak pertanyaan, namun saya ingin menunjukkan beberapa poin yang lain.

Mengapa setiap kemajuan keilmuan dan teknologi di kawasan Timur Tengah dianggap dan di promosikan sebagai ancaman terhadap rezim Israel? Apakah usaha ilmiah dan penelitian bukan merupakan hak-hak dasar masyarakat?

Kemungkinan Anda memiliki pengetahuan tentang sejarah. Selain abad pertengahan pada bagian mana dari sejarah dan di mana, kemajuan ilmu dan teknologi dianggap sebagai sebuah kejahatan? Apakah dengan mengandaikan kemungkinan dipakainya ilmu dan teknologi untuk maksud-maksud militer dapat menjadi alasan untuk menentang ilmu dan teknologi? Bila kesimpulan yang demikian adalah benar, maka seluruh ilmu harus ditentang bahkan fisika, kimia, matematika, kedokteran, arsitektur dan lain-lain.

Dalam masalah Irak telah terjadi kebohongan. Hasilnya apa? Saya tidak ragu bahwa semua manusia meyakini bahwa kebohongan adalah hal yang tidak terpuji. Anda sendiri tidak akan senang bila orang lain berdusta terhadap Anda.

Tuan Presiden...

Apakah masyarakat di Amerika Latin memiliki hak untuk mempertanyakan mengapa selalu ada usaha untuk tidak menyetujui pemerintahan terpilih dari rakyat dan pada saat yang sama adanya pembelaan bagi mereka yang ingin melakukan kudeta terhadap pemerintahan terpilih. Mengapa ancaman selalu diarahkan kepada mereka?

Masyarakat Afrika adalah masyarakat yang punya etos kerja, kreatif dan memiliki potensi. Mereka dapat berperan penting dalam menjamin kebutuhan dan kemajuan materi dan maknawi masyarakat dunia. Kemiskinan dan kepapaan di sebagian besar Afrika menjadi kendala terbesar untuk dapat memainkan peran penting tersebut.

Apakah mereka berhak untuk mempertanyakan, mengapa kekayaan luar biasa dan barang tambang mereka dijarah padahal mereka lebih membutuhkan dari orang lain? Apakah aksi-aksi semacam ini sesuai dengan ajaran Nabi Isa dan hak-hak asasi manusia?

Masyarakat Iran yang berani dan beriman juga memiliki banyak pertanyaan. Salah satunya; Kudeta 28 Murdad terhadap pemerintahan waktu itu pada lima puluh dua tahun yang lalu, berhadap-hadapan dengan revolusi Islam dan menjadikan kedutaan Amerika menjadi markas besar, dengan memiliki ribuan dokumen, yang membela mereka yang tidak setuju dengan Republik Islam, melindungi Saddam Husein dalam perang terhadap Iran, penembakan pesawat penumpang Iran, menyandera harta masyarakat Iran, ancaman-ancaman yang semakin meningkat dengan menunjukkan ketidaksetujuan serta kemarahan atas kemajuan ilmu dan teknologi serta nuklir masyarakat Iran, padahal semua orang Iran gembira dengan kemajuan negara mereka dan mengadakan acara untuk keberhasilan mereka. Masih banyak lagi pertanyaan yang semacam ini dan untuk menjelaskannya di surat ini tidak saya cantumkan.

Tuan Presiden...

Peristiwa 11 September benar-benar merupakan peristiwa yang mengerikan. Pembunuhan terhadap orang-orang tak berdosa di bagian mana saja dari dunia ini selalu menyakitkan dan sangat disayangkan. Pemerintah kami pada waktu itu mengumumkan rasa kebencian terhadap pelaku kejadian dan sekaligus mengucapkan belasungkawa kepada mereka yang ditinggalkan.

Semua negara memiliki kewajiban untuk melindungi jiwa, harta dan kehormatan rakyatnya. Seperti yang dikatakan bahwa negara Anda memiliki sistem keamanan, penjagaan dan informasi yang luas dan canggih. Bahkan para penentang yang berada di luar negeri pun diburu. Operasi 11 September bukan operasi yang mudah. Apakah konsep dan pelaksanaan operasi tersebut dapat bekerja tanpa kerja sama dengan sistem informasi dan keamanan dan atau pengaruh yang luas di sana dapat terjadi? Tentunya ini hanya sebuah kemungkinan dari orang-orang yang berpikiran logis. Mengapa sisi-sisi lain dari kejadian ini tetap misterius? Mengapa tidak ada penjelasan resmi bahwa siapa yang bertanggung jawab atas kelalaian ini? Dan mengapa para pelaku dan mereka yang lalai tidak diumumkan dan dihukum?

Tuan Presiden...

Salah satu kewajiban pemerintah adalah mewujudkan keamanan dan ketenangan kepada rakyatnya. Masyarakat negara Anda dan negara-negara tetangga poros krisis dunia selama bertahun-tahun tidak lagi merasakan keamanan dan ketenangan.

Setelah peristiwa 11 September bukannya meredam jiwa dan menenangkan mereka yang terkena musibah. Masyarakat Amerika adalah yang paling menderita akibat kejadian tersebut sementara sebagian dari media Barat malah membesar-besarkan kondisi tidak aman dan senantiasa mengabarkan adanya kemungkinan serangan teroris dan mereka sengaja menjaga agar masyarakat senantiasa dalam kondisi takut dan khawatir. Apakah ini namanya melayani rakyat Amerika? Apakah kerugian yang berasal dari ketakutan dan kekhawatiran dapat dihitung?

Coba gambarkan! Rakyat Amerika merasa bakal ada serangan. Di jalanan, tempat kerja dan di rumah mereka merasa tidak aman. Siapa yang dapat menerima kondisi seperti ini? Mengapa media bukannya memberitakan hal-hal yang dapat menenangkan dan memberikan keamanan malah mengabarkan ketidakamanan?

Sebagian berkeyakinan bahwa iklan besar-besaran ini sebagai fondasi dan alasan untuk menyerang Afghanistan. Bila sudah begini kiranya baik bila saya berikan sedikit petunjuk terkait dengan media.

Dalam prinsip dasar media, penyampaian informasi yang benar dan menjaga amanat dalam menyebarkan berita adalah dasar yang manusiawi dan diterima. Saya merasa perlu untuk mengucapkan dan mengumumkan rasa penyesalan yang dalam atas ketiadaan rasa tanggung jawab sebagian media Barat dengan kewajiban ini. Alasan asli agresi ke Irak adalah adanya senjata pemusnah massal. Tema ini diulang-ulang sedemikian rupa sehingga masyarakat percaya dan menjadi dasar untuk menyerang Irak.

Apakah kebenaran tidak akan hilang pada situasi yang dibuat-buat dan berisi kebohongan?

Apakah hilangnya sebuah kebenaran sesuai dengan tolok ukur yang telah dijelaskan sebelumnya?

Apakah kebenaran juga akan hilang di sisi Tuhan?

Tuan Presiden...

Di semua negara masyarakatlah yang menanggung anggaran belanja negaranya sehingga pemerintah dapat melayani mereka. Pertanyaannya di sini, dengan anggaran tahunan ratusan miliar dolar pengiriman pasukan ke Irak apa yang didapat oleh masyarakat?

Anda sendiri mengetahui bahwa di sebagian negara bagian Amerika masyarakat hidup dalam kemiskinan. Ribuan orang tidak memiliki rumah. Pengangguran adalah masalah besar dan masalah ini kurang lebih terjadi juga di negara-negara lain. Apakah dalam kondisi yang seperti ini pengiriman sejumlah besar pasukan dan itu pun dengan anggaran luar biasa dari masyarakat dapat dibenarkan dan sesuai dengan dasar-dasar yang telah disebutkan sebelumnya?

Tuan Presiden...

Apa yang sudah disebutkan adalah sebagian dari penderitaan masyarakat dunia; kawasan kami dan masyarakat Anda. Namun maksud asli saya yang setidak-tidaknya akan Anda benarkan sebagai berikut:

Para penguasa memiliki masa tertentu dan tidak selamanya berkuasa. Namun nama mereka akan diingat dan tertulis dalam sejarah. Dan di masa depan, dekat atau jauh, senantiasa dinilai. Masyarakat akan berkata, dalam periode kita ini apa yang telah terjadi.

Apakah untuk masyarakat kita menyiapkan keamanan dan kesejahteraan atau ketidakamanan dan pengangguran.

Apakah kita hendak mengukuhkan keadilan ataukah hanya kelompok khusus yang ingin kita lindungi. Itu pun dengan harga kemiskinan dan kepapaan sebagian besar masyarakat dunia. Apakah kita akan memilih untuk mengutamakan sekelompok kaum minoritas dengan segala kekayaan dan pangkat dan kerelaan mereka ketimbang kerelaan Tuhan?

Apakah kita telah membela hak-hak masyarakat dan kaum miskin ataukah kita tidak memandang sedikit pun kepada mereka.

Apakah kita membela hak-hak manusia di seluruh dunia ataukah dengan memaksakan perang dan ikut campur secara ilegal terhadap urusan sebuah negara dan dengan mengadakan sel-sel yang menakutkan memenjarakan sebagian orang di sana?

Apakah kita telah berbuat untuk terwujudnya perdamaian dunia ataukah kita menyebarkan ancaman dan kekerasan di seluruh dunia?

Apakah kita telah berbicara dengan jujur kepada rakyat kita dan masyarakat dunia ataukah kita malah menunjukkan kebenaran yang telah diputarbalikkan.

Apakah kita termasuk pembela masyarakat ataukah pembela para penjajah dan penzalim?

Apakah dalam pemerintahan kita, logika, akal, moral, perdamaian, mengamalkan perjanjian, menyebarkan keadilan, melayani masyarakat, kesejahteraan dan kemajuan dan menjaga kehormatan manusia lebih dipentingkan ataukah kekuatan persenjataan, ancaman, tidak adanya keamanan, tidak adanya perhatian kepada masyarakat, menahan lajunya kemajuan masyarakat dunia dan merusak hak-hak manusia?

Pada akhirnya mereka akan berkata, apakah kita masih setia dengan sumpah yang kita ucapkan dalam rangka melayani masyarakat dan perjanjian asli kita dan ajaran-ajaran para Nabi ataukah tidak?

Tuan Presiden...

Sampai kapan dunia akan menanggung beban berat ini? Dengan proses yang semacam ini dunia akan menuju kemana?
• Sampai kapan masyarakat dunia harus menanggung beban keputusan-keputusan tidak benar dari para penguasa?
• Sampai kapan cakrawala ketakutan harus dihadapkan kepada masyarakat dunia akibat ditimbunnya senjata pemusnah massal?
• Sampai kapan darah anak-anak, para wanita dan laki-laki harus mengalir di atas batu-batu jalanan dan rumah-rumah mereka harus dihancurkan?

Apakah Anda rela dengan kondisi dunia sekarang ini?

Apakah Anda berpikir bahwa kebijakan yang telah ada ini dapat berlangsung terus?

Bila saja ratusan miliar dolar yang dipakai untuk membiayai keamanan, pertahanan, pengiriman pasukan dialokasikan sebagai modal dan bantuan bagi negara-negara miskin, pengembangan kebersihan, berperang melawan berbagai macam penyakit, penghijauan dan pengentasan kemiskinan dan keterbatasan, menggalang perdamaian, menghilangkan perselisihan antar negara-negara, menghilangkan peperangan kabilah dan ras dan lain-lain. Dapat dibayangkan bagaimana dunia sekarang? Dan apakah pemerintahan dan rakyat Anda tidak merasa bangga dengan ini?

Apakah posisi politik dan ekonomi pemerintahan dan rakyat Anda tidak akan semakin kokoh?

Dengan mengucapkan rasa penyesalan penuh, saya harus mengucapkan apakah ada kenaikan tingkat kebencian masyarakat dunia terhadap pemerintah Amerika?

Tuan Presiden, saya tidak bermaksud untuk melukai perasaan seorang pun.

Apakah bila hari ini Nabi Ibrahim, Ishaq, Ya’qub, Ismail, Yusuf dan atau Nabi Isa A.S. hadir di dunia ini dan dengan melihat perilaku yang semacam ini apa kata mereka? Apakah dunia yang dijanjikan, dunia yang diliputi oleh keadilan dengan kehadiran Nabi Isa A.S. akan memberikan kita peran? Apakah mereka akan menerima kita?

Pertanyaan kunci saya di sini; Apakah jalan yang lebih baik dalam pergaulan dengan masyarakat dunia tidak ada lagi?

Hari ini di dunia ada ratusan juta orang Kristen, ratusan juta orang Islam dan jutaan lagi orang pengikut Nabi Musa A.S. Semua agama ilahi dalam satu kalimat bersatu dan itu adalah kalimat tauhid, yaitu keyakinan akan Tuhan Yang Esa dan selain Dia tidak ada tuhan di dunia ini.

Al-Quran al-Karim menegaskan akan kalimat yang satu ini dan ia memanggil semua pengikut agama ilahi dengan kalimat ini. Allah berfirman:

“Katakanlah : “Hai Ahli Kitab, marilah kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain dari pada Allah.” (Ali Imran: 64)

Tuan Presiden...

Berdasarkan firman ilahi kita semua diajak untuk menyembah Allah Yang Esa dan mengikuti utusan-utusan ilahi.

“ Penyembahan kepada Tuhan Yang Esa yang Maha kuasa dan berkuasa atas segala sesuatu”, Allah Yang Maha Mengetahui hal-hal yang tersembunyi dan tampak, dahulu dan akan datang dan Ia mengetahui apa yang terlintas di benak hamba-Nya dan Ia mencatat amalan mereka”, “Tuhan Sang pemilik langit dan bumi dan semua alam di bawah kekuasaan-Nya”, “Pengaturan seluruh alam di tangan-Nya dan Ia memberikan janji untuk mengampuni dosa-dosa hamba-Nya”, Ia penolong mereka yang terzalimi dan musuh mereka yang menzalimi”, Dia Maha Pengasih dan Penyayang”, “Ia penolong kaum mukminin dan Ia menuntun mereka dari kegelapan kepada keterang-benderangan”, “Ia mengawasi perbuatan hamba-hamba-Nya”, “ Ia menyerukan hamba-Nya untuk beriman dan berbuat baik dan menginginkan agar mereka berbuat berdasarkan kebenaran dan untuk tetap istiqamah dalam kebenaran”, “ Allah menyerukan agar hamba-hamba-Nya untuk menaati utusan-Nya dan Ia sebagai saksi dan pengawas perbuatan hamba-hamba-Nya”, “Puncak keburukan
terkait dengan orang-orang yang menginginkan kehidupan yang terbatas di dunia ini dan tidak mengikuti perintah-Nya dan menzalimi hamba-hamba Allah”, “Puncak kebaikan dan surga yang kekal hanya akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa di hadapan keagungan ilahi dan tidak mengikuti hawa nafsunya”.

Kami yakin bahwa kembali kepada ajaran-ajaran para Nabi adalah satu-satunya jalur kebahagiaan dan kesuksesan. Saya mendengar bahwa Anda adalah seorang penganut Kristen dan percaya akan janji ilahi akan adanya pemerintahan orang-orang baik di muka bumi.

Kami juga percaya bahwa Nabi Isa A.S. adalah salah satu Nabi besar ilahi. Dalam al-Quran Nabi Isa mendapat penghormatan yang luar biasa dan ini adalah ucapan Nabi Isa A.S. yang dinukil oleh al-Quran:

“Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.” (Maryam: 36)

Penghambaan dan ketaatan kepada Allah adalah seruan semua para Nabi. Tuhan seluruh masyarakat di Eropa, Afrika, Amerika, dan negara-negara kepulauan, seluruh dunia hanya satu Tuhan dan itu adalah Tuhan yang memberikan hidayah dan menginginkan kemuliaan bagi semua hamba-hamba-Nya dan memberikan kehormatan kepada umat manusia.

Dan dalam firman Allah: “Allah Yang Maha Mengetahui dan Tinggi mengutus para Nabi disertai dengan tanda-tanda yang jelas dan mukjizat untuk memberi petunjuk kepada manusia. Pengutusan itu agar mereka menunjukkan tanda-tanda kebesaran ilahi kepada manusia. Dengan begitu manusia dapat disucikan dari dosa. Allah mengirimkan kitab dan mizan agar manusia dapat menegakkan keadilan dan dapat meninggalkan orang-orang yang berbuat zalim”.

Seluruh ayat-ayat dengan bentuk yang mirip ada di kitab suci.

Para Nabi dan utusan ilahi memberikan janji:

Suatu hari nanti semua manusia akan dibangkitkan di hadapan Allah untuk diperhitungkan amal perbuatannya. Mereka yang berbuat baik akan diantarkan ke surga. Dan mereka yang berbuat buruk akan menanggung perbuatannya dengan menerima siksa ilahi. Saya berpikir bahwa kita berdua sama meyakini akan hari itu.

Tentunya perhitungan para penguasa tidak akan ringan. Hal itu karena harus menjawab kepada masyarakat dan semua orang atas setiap perbuatan kita yang ada hubungannya dan memiliki dampak dalam kehidupan mereka.

Para Nabi menginginkan perdamaian, ketenangan berdasarkan prinsip-prinsip penyembahan kepada Allah, menjaga harkat dan martabat manusia bagi seluruh manusia.

Bila kita semua meyakini tauhid dan penyembahan kepada Tuhan, keadilan, menjaga harkat dan martabat serta kemuliaan manusia dan hari akhir, apakah tidak bisa menyelesaikan problema dunia sekarang yang diakibatkan oleh kejauhan dari ketaatan kepada Allah dan ajaran-ajaran para Nabi, dengan prinsip itu dengan lebih baik dan indah?

Apakah keyakinan akan prinsip-prinsip ini tidak memperluas dan menjamin perdamaian, persaudaraan dan keadilan?

Apakah prinsip-prinsip itu bukan merupakan ajaran tertulis atau tidak tertulis mayoritas masyarakat dunia?

Apakah Anda tidak ingin mengiyakan seruan ini? Kembali secara hakiki kepada ajaran-ajaran para Nabi, kepada tauhid dan keadilan, kepada penjagaan terhadap harkat dan martabat manusia dan kepada ketaatan terhadap Tuhan dan utusan-utusan-Nya

Tuan Presiden...

Data-data sejarah menunjukkan bahwa pemerintahan yang berada dalam jalur kezaliman tidak pernah bertahan lama. Tuhan tidak menyerahkan nasib manusia di tangan penguasa zalim. Tuhan tidak membiarkan dunia dan manusia begitu saja. Bukankah sudah banyak kejadian yang bertolak belakang dengan rencana-rencana para penguasa. Kejadian-kejadian sejarah menunjukkan bahwa ada kekuatan misterius di atas segalanya di balik semua ini yang mengatur semua hal.

Tuan Presiden...

Apakah tanda-tanda perubahan di dunia kini dapat diingkari? Apakah keadaan dunia sekarang dengan sepuluh tahun yang lalu dapat dibandingkan. Perubahan terjadi begitu cepat dan dengan dimensi yang sangat luas.

Masyarakat dunia tidak rela dengan kondisi dunia kini. Mereka tidak percaya dengan janji-janji sebagian penguasa paling berpengaruh pun di dunia.

Sebagian besar masyarakat dunia merasa tidak aman. Mereka tidak setuju dengan berkembangnya kondisi ini begitu juga dengan perang. Mereka juga tidak setuju dengan kebijakan ganda.

Masyarakat dunia protes akan adanya jurang pemisah yang dalam antara mereka yang kaya dan miskin dan antara negara yang sejahtera dan miskin. Masyarakat semakin membenci kebejatan moral yang semakin meningkat.

Mayoritas masyarakat di negara-negara merasa tidak puas karena basis budaya mereka terancam dan institusi keluarga yang berantakan serta kasih sayang dan cinta kasih yang semakin luntur.

Masyarakat dunia mulai pesimis memandang PBB. Hal itu dikarenakan hak-hak mereka tidak dipertahankan.

Liberalisme dan Demokrasi Barat tidak mampu mendekatkan manusia kepada idealisme mereka. Liberalisme dan Demokrasi adalah dua kata pecundang. Para pemikir dan cendekiawan dunia dengan jelas mendengar suara runtuhnya pemikiran dan sistem Liberal-Demokrasi.

Hari ini perhatian masyarakat dunia semakin meningkat kepada sebuah fokus. Dan pusat itu adalah Tuhan Yang Esa. Dan tentunya masyarakat dengan tauhid dan berpegangan dengan ajaran-ajaran para Nabi akan dimenangkan atas masalah yang dihadapi. Pertanyaan penting dan serius saya di sini:

Apakah Anda tidak ingin menyertai mereka?

Tuan Presiden...

Mau tidak mau, dunia sedang mengarah pada penyembahan Allah dan keadilan dan kehendak Allah akan mengalahkan segala-galanya.

Keselamatan kepada mereka yang mengikuti petunjuk.[Saleh L]

Mahmud Ahmadi Nejad
Presiden Republik Islam Iran

Tehran 17-02-1384
07-05-2006

Sumber: http://www.president.ir/ahmadinejad/cronicnews/1385/02/19/in dex-f.htm